Mendekati pelaksanaan MotoGP Indonesia 3-5 Oktober di Pertamina Mandalika International Circuit persiapan semakin matang. Dua helikopter dari Basarnas telah tiba di kawasan sirkuit yang terletak di Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Kehadiran helikopter ini menjadi bagian penting dari sistem pendukung keselamatan dan operasional ajang balap motor bergengsi dunia tersebut.
Kedatangan dua helikopter Basarnas ini disambut Dr. Ángel Charte selaku Direktur Medis MotoGP, Kepala Basarnas NTB Muhamad Hariyadi, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria dan Vice President Motorsport MGPA, Donny Maharjono, serta seluruh tim medis Pertamina Grand Prix of Indonesia.
Helikopter yang didatangkan ini bukanlah sekadar fasilitas tambahan, melainkan kebutuhan standar dalam penyelenggaraan balapan MotoGP.
Secara internasional, setiap seri balap MotoGP diwajibkan memiliki helikopter medis dan evakuasi yang siaga penuh selama rangkaian balapan berlangsung, mulai dari sesi latihan bebas, kualifikasi, hingga race day.

Kehadiran helikopter memastikan bahwa apabila terjadi kondisi darurat, seperti kecelakaan serius yang menimpa pembalap, evakuasi medis dapat dilakukan dengan cepat menuju rumah sakit rujukan yang telah ditentukan
“Helikopter yang tiba hari ini akan difungsikan terutama sebagai air ambulance untuk mendukung kebutuhan medis darurat di lintasan. MotoGP memiliki regulasi yang ketat terkait standar keselamatan, dan salah satu yang utama adalah ketersediaan helikopter untuk mendukung proses evakuasi pembalap ke rumah sakit rujukan apabila terjadi insiden,” jelas Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria.
Priandhi Satria menambahkan, helikopter ini akan stand by di kawasan Sirkuit Mandalika selama seluruh rangkaian acara berlangsung.

“Setiap kali ada sesi balap, baik itu latihan bebas, kualifikasi, maupun balapan utama, helikopter harus selalu siap mengudara. Tanpa helikopter, balapan tidak bisa dimulai karena faktor keselamatan adalah prioritas utama,” lanjutnya.
Selain fungsi medis, Priandhi Satria juga menjelaskan bahwa helikopter ini bisa difungsikan untuk mendukung mobilitas tertentu yang bersifat darurat atau operasional penyelenggara, termasuk kemungkinan digunakan untuk kepentingan inspeksi cepat lintasan dan akses jalur udara bagi pihak keamanan.
Namun demikian, fungsi utamanya tetap diarahkan sebagai fasilitas medis.
Standar Internasional Keselamatan MotoGP Dalam setiap penyelenggaraan MotoGP, kehadiran helikopter medis menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar.
Federasi Balap Motor Internasional (FIM) dan Dorna Sports selaku promotor MotoGP selalu melakukan pengecekan sebelum balapan dimulai.
Jika helikopter tidak berada di lokasi atau tidak siap mengudara, balapan dapat ditunda hingga fasilitas ini tersedia.

Kehadiran helikopter ini juga semakin memperkuat kesiapan Sirkuit Mandalika yang sejak awal dirancang dengan standar internasional.
MGPA bersama berbagai pihak terkait seperti rumah sakit rujukan di Mataram dan Praya, tim medis, hingga otoritas penerbangan sipil, telah berkoordinasi untuk memastikan bahwa jalur udara bagi evakuasi medis benar-benar siap digunakan kapan saja.
“Dengan adanya helikopter ini, kami ingin memastikan kepada seluruh pembalap, tim, dan pihak internasional bahwa Mandalika benar-benar siap. Kami tidak hanya fokus pada infrastruktur lintasan dan fasilitas penonton, tetapi juga memastikan semua aspek keselamatan pembalap berjalan dengan baik sesuai standar internasional,” tegas Priandhi Satria.
Kedatangan helikopter hari ini semakin menegaskan kesiapan Pertamina Mandalika International Circuit dalam menyambut perhelatan akbar MotoGP Indonesia 2025.
Dengan dukungan fasilitas darat maupun udara yang lengkap, MGPA optimistis ajang balap bergengsi ini dapat berjalan aman, lancar, dan sukses, sekaligus memberikan pengalaman terbaik bagi pembalap maupun penonton.
foto : MGPA